komplikasi anestesi (komplikasi kardiovaskular)
Komplikasi Anestesi
A. Komplikasi Kardiovaskular
1.
Hipotensi
Etiologi hipotensi selama anestesi
a.
Hipovolemik
Hipovolemia
pra anestesia, perdarahan bedah.
Selam perarahan masih kurang
dari 15% gejala hipovolemik masih blom nampak. Kenapa? Karena tranfusi darah/
komponenya dipertimbangkan jika perdarahan melebih
·
Anak- anak 10% bb
·
Dewasa 20% bb
b.
Obat induksi
Overdosis biasanya dialami pada bayi,orang tua atau penderita dengan
keadaan umum kurang baik
c.
Anestetika
Halotan , enfluran , isofluran, dllObat pelumpuh otot
Halotan memiliki MAC 0,76 dengan koef 2,3 pada
vaporizer biasanya halotan berwarna merah.
Enfluran memiliki
MAC 1,6 dengan koef 1,9 pada vaporizer biasanya enfluran berwarna orange
Isofluran memiliki
MAC 1,2 dengan koef 1,4 pada vaporizer biasanya isoflurane berwarna unggu
d.
Analgesia spinal
Anestesi spinal atau peridural menyebab hipotensi karena blokade susunan
saraf simpatikus
e.
Penyakit kardiovaskular
Infark miokard, aritmia, hipertensi
f.
Penyakit pernafasan
Pneumotorak
g.
Reaksi hipersensitiitas
Obat induksi, obat pelumpuh otot, reaksi transfungsi
Semua obat intravena, dapat
mendepresi miokard dan curah jantung tergantung dosis yang diberikan. terjadi
terutama pada pasien lanjur.
Hipotensi dan bradikardi dapat
diperbaiki dengan menurunkan konsentrasi, pemberian sulfas atropin atau cairan
infus Untuk menaikan curah jantung . dosis
sulfas atropin saat premedika 0,4-1 mg im/iv
2.
Hipertensi
Umumnya tekana
darah dapat meningkat pada periode induksi dan pemulihan anetesi.
Etiologoi
hipertensi selama anestesi
a.
Anestesia ringan
analgesia dan hipnosis tidak adekuat, batuk, tahan
nafas, dll
anasthesi tidak adekuat dapat dihilangkan dengan
menambah dosis anestesi.
b.
Penyakit hipertensi
Tidak diterapi, terapi rak adekuat atau tidak terdiagnosis
c.
Obat
Adrenalin,ketamin, dll
Adrenalin
merupakan obar cardiac arest dan juga inotropik positif yang mana dapat
menyebabkan hipertensi.
Ketamin
merupakan obat anestesi umum dosis untuk induksi 1-2 mg/kk bb iv. 3-5 mg/kkb
im.
Hipertensi
karena kesakitan yang terjadi pada akhir anesthesia dapat diobati dengan
analgesika narkotika seperti pethidin 10 mg iv atau morfin 2-3 mg iv.
Obat yang dapat digunakan
(antihipertensi) :
·
Hydrallazine
·
Nifedipine
3.
Aritmia
jantung
Tidak semua
aritmia harus dapat pengobatan. Terapi harus dilakukan jika aritmia tersebut
diikuti atau menjadi.
a.
Perubahan curah jantung dan perfungsi jaringan
yang nyata misalnya hipotensi
b.
Bradikardi berat atau fibrilasi ventrikel
predisposisi henti jantung.
c.
Gejala iskemia miokar yang nyata
Faktor –faktor
yang dapat mencetus terjadinya aritmia adalah hipoksia, hiperkapnia, tindakan
intubasi, gangguan elektrolit dan pengaruh beberapa obat anestesi, yaitu
adrenalin, atropin dll, serta anestesi yang tidak adekuat.
Etiologi
aritmia selama anestesia
a.
Tindakan bedah
Bedah mata, hidung, gigi, traksimesentererium, dilatasi anus
b.
Pengangaruh metabolisme
Hipertiroidi,
hiperkapnia, hipokalemia. Hiperkalemia
c.
Penyakit tertentu
Penyakit
jantung bawaan. Penyakit jantung koroner
d.
Pengaruh obat tertentu
Atrofin, halotan, adrenalin dll
Terapi tergantung pada berat dan macam
aritmia. Jenis pengobatan antiaritmia adalah
·
Lidokain
Dosis 1-2 mg/kgbb
·
Propopol
·
Amiodaron
Dosis 150 mg
·
Verapamil
Dosis 2,5-10 mg
·
Digoksin
Dosis 0,5 – 0,75 mg/kg bb
·
Adenosin
Dosis 6-12 mg/kgbb
Comments
Post a Comment